Turtles All The Way Down by John Green


[TENTANG BUKU]
Judul: Turtles All The Way Down
Penulis; John Green
Cetakan Pertama: April 2018
Penerbit: PT Mizan Pustaka
Jumlah Halaman: 342

[SINOPSIS]
Aza, yang selalu struggle dengan suara-suara yang ada di kepalanya. Sedangkan Daisy, sahabatnya memiliki jiwa adventurous berkualitas tinggi. Mereka penasaran dengan kasus hilangnya seorang miliarder, oleh karena itu, Daisy berniat untuk mencari tahu soal kasus tersebut. Kebetulan sekali Aza kenal dengan anak sang Miliarder tersebut. Mereka pun menghampiri kediaman keluarga Pickett, kemudian berusaha mendekati Davis.



[DESAIN BUKU]
Seperti biasa sih! Kalau buku terjemahan pasti desainnya biasa aja. Simple. I don't know why. Kayak beda jauh banget sama desain buku aslinya. But the green dominates the cover as the representative for the "turtles" in the title. Yes, itu adalah alasan utama mengapa cover-nya dibuat warna hijau. But, for your information. "turtles"  yang dimaksud oleh pengarang bukan kura-kura, melainkan hewan lain.

[GAYA PENULISAN]
Memakai sudut pandang orang pertama. Itulah kenapa sebagai pembaca dapat merasakan betul apa yang dirasakan oleh pemeran protagonis utamanya yaitu Aza Holmes, or holmesy (as Daisy says). Karena Aza ini memiliki kelainan mental, anxiety disorder, social anxiety, atau apapun itu. Dari bab pertama aja, jujur sebagai pembaca sempat dibuat bingung, apa maksud dari narasi ini. Karena aku nggak tau kalau main character-nya punya kelainan mental. Jadi isi narasinya aja udah terkesan ngelindur. 

Sesuatu yang membuat aku ganjal awal-awal bab: tidak ada penekanan pada perkenalan konfliknya. Jadi, ini kan cerita membahas suatu kasus orang hilang, tapi nggak ada penjelasan "semua orang membicarakan kasus ini, dan tersiar di semua berita." it wasn't like that. Cuma yang kayak tiba-tiba muncul aja di dialog, dibahas oleh tokohnya mengenai kasus tersebut. Ya.. ada sih paragraf yang isinya kayak kronologis hilangnya orang tersebut, tapi nggak ada penekanan. Tidak dijelaskan secara detil bagaimana reaksi suasana orang-orang pada pelataran tersebut, Jadi, untuk pengenalan konflik, it's a little bit boring and confusing.  Membuat aku bertanya-tanya, sebenarnya ini kasus hilangnya seorang miliarder penting atau nggak sih?

Kemudian kalau udah sampai pertengahan bab, awal mulanya di Bab 7. i checked it! itu udah mulai drama. Dan untuk permulaan, aku langsung suka. Karena bahasa tokoh-tokohnya hangat banget, yang kumaksud adalah hubungan antara Aza dan Davis. Dan... untuk seterusnya, aku dibuat jatuh cinta dengan alur dramanya.

Bill Gates merekomendasikan buku ini karena buku ini dapat menggambarkan struggle-nya orang-orang yang memilki Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau gampangnya anxiety. Bahasa Indonesianya kecemasan yang berlebihan. Pada titik ambang depresi. Gaya penulisan yang diterapkan John Green, aku sudah merasa cukup sempurna. Untuk menggambarkannya dari sudut pandang orang pertama, pembaca dapat merasakan, serta aku pribadi merasa aneh membayangkan si karakter utama ini, it's like  "What the hell is she doing?" 




[CERITA]
Konflik ceritanya unik. Apalagi ditemukan fakta mengejutkan yang memberikan alasan mengapa diberi judul "Turtles All The Way Down" cukup membuat aku tersenyum tipis.

Sebenarnya masih dalam ruang lingkup kehidupan remaja banget. Kayak ketika lo izin kencan sama gebetan lo. Terus memikirkan hukum sebuah friendship. Menurutku nggak cuma Aza aja yang merasakan kecemasan-kecemasan semacam itu, tapi everybody does. Tapi John Green tidak menggambarkannya sesederhana itu, karena ini OCD, berbeda tingkat kecemasannya dengan orang normal. Jadi ada tuh, bawa-bawa nama bakteri segala. Dan, membuat adegannya jadi lucu, tapi juga masalah yang deep sebenarnya bagi si karakter utama.

Ada satu hal yang membuatku agak kecewa sama novel ini, dari segi jalan ceritanya, yaitu proses pemecahan kasus. Tidak ditonjolkan secara signifikan prosesnya. Kayak apa aja yang Aza dan Daisy lakukan untuk mencari si Miliarder ini. Soalnya kalau menyangkut soal misteri, apalagi terkesan crime gini, pasti ada operation plan. But it's more drama. Jadi, membuat pembaca juga lupa pada konflik awalnya; pada kasus tersebut. Dan malah ter-distract pada drama yang terjalin antar tokohnya. Atau mungkin memang kasus tersebut hanya sebagai gimik, dan konflik sebenarnya adalah how to deal with this anxiety. CMIIW, because this is John Green's

[KARAKTER]

1. Aza Holmes
Dia adalah tokoh utama novel ini. Seorang siswi remaja yang mengidap kelainan mental. Dia selalu cemas pada segala sesuatu, terutama yang paling ditonjolkan pada novel ini, dia selalu saja cemas pada bakteri atau mikroorganisme yang suatu saat dapat masuk ke tubuhnya. Dia sangat disayang oleh Mom. Aza kenal Davis sejak kecil, tapi tidak pernah contact lagi.

2. Daisy Ramirez
Sahabatnya Aza. Dia berusaha tegas menerima kondisi Aza, meski sulit. Karena Daisy adalah orang yang sangat egois. Dia banyak berbicara, sangat ekspresif. Melakukan hal-hal yang seru, dan selalu melibatkan Aza di dalamnya. Dia juga yang bekeinginan memecahkan kasus Russel Pickett. Besides, Daisy juga suka nulis fanfiction

3. Davis Pickett
Anak dari seorang miliarder, Russell Pickett, yang telah hilang. Davis orangnya tenang, bahkan ketika ayahnya hilang, dia masih saja tenang. Tertarik dengan ilmu astronomi dan astrologi. Dia juga suka nulis quotes tokoh terkanal di blog-nya yang menggambarkan isi pikiran dan hatinya. Selalu saja sabar dan berusaha untuk mengerti, bahkan ketika menghadapi Aza sekalipun. Never know what to do to.make all clear.

Okee, itu tiga karakter utama yang berperan penuh pada keseluruhan cerita. Ada beberapa karakter lain sih, tapi gak begitu penting juga. Sekian post kali ini.

❤❤

Davis: "Masalahnya ketika kau kehilangan seseorang, kau sadar pada akhirnya kau juga akan kehilangan semua orang."
Aza: "Benar. Dan sekalinya  kau menyadarinya, kau tidak akan pernah bisa melupakannya."
- Turtles All The Way Down page 100



Comments

Popular Posts