Here We Go, Lembang!
Akhirnya libur pun tiba! Yeay!! Aku balik ke Jakarta dan Depok. Aku dikasih THR dan jalan-jalan sama keluarga. Asiknya!!
Kali ini aku, Mama, Papa, dan Putri siap-siap pergi Lembang. Kita akan mengunjungi tempat wisata bernama Floating Market dan Farmhouse. Perjalanan kita sempat tertunda karena beberapa hal, tapi akhirnya jadi juga. Hihi.
Okay, seperti biasa Papa akan selalu malas untuk booking tempat penginapan (hotel) dan Mama akan bawel menyuruh Papa booking hotel. Ujung-ujungnya kayak tahun kemaren ketika liburan ke Jogja, dadakan cari hotel. Papa bakal bilang "Di sana tuh banyak hotel." Dan, lihat aja! Di sana tuh macet banget ternyata. Itu udah menjelang malam, tapi kita belum juga dapet hotel.
Mundur sedikit ke waktu di mana aku on the way Lembang. Perjalanan Jakarta-Lembang normalnya cuma 2 jam, tapi ini jadi berjam-jam. Mobil kita mogok tau nggak sih di jalan tol! Alhasil, kita harus menelepon derek mobil untuk pergi ke bengkel Toyota dan memasrahkan mobil supaya bisa jalan lagi. Mobil baru selesai diservis pukul 4 sore. Sedangkan ketika itu kita masuk bengkel pukul 11 siang kurang-lebih. Akhirnya, kita pun nonton bioskop di mall sebrang, yakni Bandung Trade Center (BTC).
FYI, sekarang itu adalah saat di mana Transformers: The Last Knight sedang naik daun. Bioskop super penuh dan desak-desakan. Nggak mungkin kita mengantri sepanjang itu. Strategi terakhir yang kita pikirkan adalah meminta bantuan Yaya untuk dipesankan tiket bioskop melalui M-tix. Karena, jika melalui M-tix artinya kita memesan online dan tidak perlalu lagi mengantri pesan tiket.
Kita makan siang, nonton bioskop sampai jam 3 sore. Aku dan Putri keluar jam 2an karena kita misah sama Papa dan Mama yang nonton Transformers. Mengingat kita udah nonton Transformers.
Menjelang maghrib, jalanan macet. Kita belum dapet hotel. Akhirnya kita dapet hotel yang lumayan nyaman dan mahal. Tapi, ya salah Papa sendiri juga sih!
Paginya kita ke Floating Market
I don't really know what floating market is. Tapi, dari namanya, dari referensi yang udah aku baca di google, di bayanganku ini adalah sebuah market atau toko-toko yang berdiri di atas sebuah danau. Jadi, kita harus belanja ketika sampai di sana. Tapi, nyatanya tidak. Floating Market mengambil nuansa seperti di negeri Belanda. Propertinya, bangunannya, maka tidak salah untuk siap kamera dan mengambil gambar dengan pemandangan super keren di sana. Sayangnya kita harus keluar duit lagi 10-15 ribu untuk masuk ke beberapa tempat: Garden di rumah kaca, kota mini, miniatur kereta api, dan taman kelinci. Ada outbond juga. Kebetulan aku sempat nyoba flying fox nya seharga 40 ribu per orang. Dan, itu nggak banget sih. Jelek. Tempat yang aku kunjungi adalah miniatur kereta api. Yang lainnya, no.
Setelah itu ngemil-ngemil di Floating Marketnya. Di sana, membeli makanan tidak menggunakan uang rupiah. Melainkan uang rupiah tsb ditukarkan dengan sebuah koin, yang mana bisa dibelikan makanan. Pilihan makanannya itu super banyak. Apa aja ada. Harga makanannya 10ribu-30ribu, tergantung jenis makanan apa yang ingin kita beli. Termasuk mahal, bahkan gado-gado aja seharga 20ribu. Meski mahal, rasanya setara kok sama harganya! Oiya! Di sana juga ada beberapa wahana air. Pokoknya banyak option.
Setelah Floating Market, kita ke Farmhouse. Jujur, di google tuh kayak seru banget, tapi aslinya biasa aja. Bagusan Floating Market. Tempatnya phogenic sih, tapi kalau datang ketika weekend atau liburan, bakalan super penuh banget. Ada rumah-rumahan hobbit, ada jembatan gembok cinta, kita juga bisa menyewa kostum ala farmer gitu. Pokoknya nuansa peternakan banget.
Kali ini aku, Mama, Papa, dan Putri siap-siap pergi Lembang. Kita akan mengunjungi tempat wisata bernama Floating Market dan Farmhouse. Perjalanan kita sempat tertunda karena beberapa hal, tapi akhirnya jadi juga. Hihi.
Okay, seperti biasa Papa akan selalu malas untuk booking tempat penginapan (hotel) dan Mama akan bawel menyuruh Papa booking hotel. Ujung-ujungnya kayak tahun kemaren ketika liburan ke Jogja, dadakan cari hotel. Papa bakal bilang "Di sana tuh banyak hotel." Dan, lihat aja! Di sana tuh macet banget ternyata. Itu udah menjelang malam, tapi kita belum juga dapet hotel.
Mundur sedikit ke waktu di mana aku on the way Lembang. Perjalanan Jakarta-Lembang normalnya cuma 2 jam, tapi ini jadi berjam-jam. Mobil kita mogok tau nggak sih di jalan tol! Alhasil, kita harus menelepon derek mobil untuk pergi ke bengkel Toyota dan memasrahkan mobil supaya bisa jalan lagi. Mobil baru selesai diservis pukul 4 sore. Sedangkan ketika itu kita masuk bengkel pukul 11 siang kurang-lebih. Akhirnya, kita pun nonton bioskop di mall sebrang, yakni Bandung Trade Center (BTC).
FYI, sekarang itu adalah saat di mana Transformers: The Last Knight sedang naik daun. Bioskop super penuh dan desak-desakan. Nggak mungkin kita mengantri sepanjang itu. Strategi terakhir yang kita pikirkan adalah meminta bantuan Yaya untuk dipesankan tiket bioskop melalui M-tix. Karena, jika melalui M-tix artinya kita memesan online dan tidak perlalu lagi mengantri pesan tiket.
Kita makan siang, nonton bioskop sampai jam 3 sore. Aku dan Putri keluar jam 2an karena kita misah sama Papa dan Mama yang nonton Transformers. Mengingat kita udah nonton Transformers.
Menjelang maghrib, jalanan macet. Kita belum dapet hotel. Akhirnya kita dapet hotel yang lumayan nyaman dan mahal. Tapi, ya salah Papa sendiri juga sih!
Paginya kita ke Floating Market
I don't really know what floating market is. Tapi, dari namanya, dari referensi yang udah aku baca di google, di bayanganku ini adalah sebuah market atau toko-toko yang berdiri di atas sebuah danau. Jadi, kita harus belanja ketika sampai di sana. Tapi, nyatanya tidak. Floating Market mengambil nuansa seperti di negeri Belanda. Propertinya, bangunannya, maka tidak salah untuk siap kamera dan mengambil gambar dengan pemandangan super keren di sana. Sayangnya kita harus keluar duit lagi 10-15 ribu untuk masuk ke beberapa tempat: Garden di rumah kaca, kota mini, miniatur kereta api, dan taman kelinci. Ada outbond juga. Kebetulan aku sempat nyoba flying fox nya seharga 40 ribu per orang. Dan, itu nggak banget sih. Jelek. Tempat yang aku kunjungi adalah miniatur kereta api. Yang lainnya, no.
Setelah itu ngemil-ngemil di Floating Marketnya. Di sana, membeli makanan tidak menggunakan uang rupiah. Melainkan uang rupiah tsb ditukarkan dengan sebuah koin, yang mana bisa dibelikan makanan. Pilihan makanannya itu super banyak. Apa aja ada. Harga makanannya 10ribu-30ribu, tergantung jenis makanan apa yang ingin kita beli. Termasuk mahal, bahkan gado-gado aja seharga 20ribu. Meski mahal, rasanya setara kok sama harganya! Oiya! Di sana juga ada beberapa wahana air. Pokoknya banyak option.
Setelah Floating Market, kita ke Farmhouse. Jujur, di google tuh kayak seru banget, tapi aslinya biasa aja. Bagusan Floating Market. Tempatnya phogenic sih, tapi kalau datang ketika weekend atau liburan, bakalan super penuh banget. Ada rumah-rumahan hobbit, ada jembatan gembok cinta, kita juga bisa menyewa kostum ala farmer gitu. Pokoknya nuansa peternakan banget.
Comments
Post a Comment