Supernova: Akar by Dee Lestari
[TENTANG BUKU]
Judul: Supernova
Episode: Akar
Penulis: Dee Lestari
Cetakan pertama: Maret 2012
Penerbit: Penerbit Bentang
Jumlah halaman: 256
[SINOPSIS]
Di Bolivia, Gio mendapat kabar bahwha Diva hilang dalam sebuah ekspidisi sungai di pedalaman Amazon. Di Indonesia, perjalanan seorang anak yatim piatu bernama Bodhi dimulai, Bodhi, yang dibesarkan di wihara oleh Guru Liong, akhirnya meninggalkan tempat ia dibesarkan dan bertualang ke Asia Tenggara. Di Bangkok, ia bertemu dengan pria eksektrik bernama Kell yang mengajarinya seni tato.
Setelah melalui petualangan yang berliku di berbagai negara, Bodhi akhirnya kembali ke Indonesia, Ia dipertemukan dengan tokoh punk karismatik bernama Bong. Sejak itu, Bodhi menjadi bagian dari komunitas punk dengan perannya sebagai seniman tato.
Sebuah surat misterius yang ditemukan secara tidak senga oleh Bodhi kembali membawanya ke gerbang petualangan baru,
[DESAIN]
Setelah mencari tahu tentang buku ini di internet, aku baru mengetahui bahwa cover buku ini sempat menjadi kontroversial. Kenapa? Karena buku ini pada cetakan pertamanya sempat menggunakan simbol agama budha. Banyak bertanya-tanya, itu terkesan menyindir. Akhirnya diganti lah simbol akar ini.
Aku selalu bertanya-tanya setiap kali melihat buku-buku supernova di toko buku. Dari mana datangnya simbol-simbol buku itu? How comes Dee Lestari bisa membuat simbol sebanyak itu? Ternyata di buku ini dibahas eksistensi mengenai simbol-simbol itu.
Sinopsis yang tertera (seperti yang sudah aku tulis sinopsisnya di atas) pada sampul belakang buku ini sebenarnya sangat menunjukan persis bagaimana jalan cerita dari buku ini. Sepertinya Dee Lestari tidak ingin sampai orang salah beli buku. Dia tidak ingin sampai ada orang yang nggak tau isi bukunya, main beli aja, tapi pada akhirnya nggak suka sama ceritanya. Sinopsis yang tertera di sampul belakang buku, jelas sekali, bahwa ini adalah cerita dewasa; bukan cerita remaja; bukan Tinlit. Jangan coba-coba baca, anak kecil!
Cukup membuat penasaran. it's kinda mysterious. Mungkin mereka yang demen jalan-jalan, travelling, adventure, akan tertarik pada buku ini setelah membaca sinopsisnya. Karena ditulis betul, "...petualangan yang berliku di berbagai negara."
Ada beberapa halaman yang bergambar. Bukan gambar kartun seperti novel anak-anak, ya. Melainkan simbol-simbol yang berhubungan dengan ceritanya. Tersusun sistematis berdasarkan konflik yang sedang terjadi.
[GAYA PENULISAN]
Nggak mau banyak review mengenai gaya penulisan di buku ini. You know Dee Lestari, rightttt!!??
Dee Lestari sempat mengganti sudut pandang penulisannya. Di Bab awal, dia pakai sudut pandang orang ketiga, cerita tentang Gio. Kayaknya masih nyambung sama buku sebelumnya, yang KPBJ.(Read: Review Novel KPBJ) Terus, ketika udah masuk AKAR, pakai sudut pandang orang pertama, di mana Bodhi jadi tokoh utama. Mulai perkenalan, dan sebagainya.
Banyak memakai bahasa asing juga. Aku nggak tahu Dee Lestari menguasai berapa bahasa, tapi yang pasti ini menarik. Ada juga Bahasa Spanyol, aku suka karena dulu sempat belajar Bahasa Spanyol juga.
Namun, adegan klimaks buku ini: di mana Bodhi bertemu lagi dengan Kell yang sebentar lagi akan mati, agak berat penjelasannya. Bikin Pembaca bingung, dan sulit membayangkan apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba Kell udah berada di ladang ranjau, i mean sejak kapan? karena posisinya, si Bodhi tidak sedang bersama Kell, tapi tiba-tiba aja ada kabar bahwa Kell terjebak di ladang ranjau. Sayang aja.
[CERITA]
Aku sebenarnya rada terganggu dengan Bab pertama. Itu agak aneh karena nggak ada hubungannya juga dengan ending KPBJ. Pokoknya misterius banget, deh!
Kemudian untuk bab selanjutnya dan seterusnya bercerita tentang petualangan Bodhi. Aku suka petualangan Bodhi ini. Menurutku nggak seberat dan semembosankan KPBJ. Cerita ini lebih hidup. Lebih enjoy aja bacanya.
Dan pastinya sangat mengajarkan para pembaca sulitnya hidup. Pokoknya aku suka dengan jalan ceritanya. Dee Lestari mengambil adegan-adegan yang nggak biasa. Seperti seni tato, misalnya. Pertama kali aku baca buku, yang membahas mengenia seni tato.
Tapi, ada satu konflik di mana Bodhi masih di Wihara, kemudian bisa merasakan kehadiran makhluk-makhluk tak kesat mata. Bukan hantu! Tapi bakteri, dsb. it's totally weird! Orang macam apa yang punya imajinasi seperti itu, selain Dee Lestari! Aku agak kaget aja saat baca bagian itu,
Kemudian, di cerita ini, kan, si Bodhi pindah-pindah negara. Tapi nggak dijelaskan kota yang dia singgahi itu dari negara apa. Nggak semua pembaca pintar :( juga nggak banyak dijelaskan tentang suasana kota yang dia kunjungi. Dee Lestari lebih menekankan pada sisi moralnya aja, tentang bagaimana Bodhi bersusah payah bertahan hidup di kota-kota tersebut.
[KARAKTER]
Ini pertama kali, aku masukin poin karakter pada postingan review novel.
Menurutku karakter Bodhi itu menarik banget. Lucu banget. Bodhi itu agak polos, adventurous banget. Dia juga mandiri. Rada kekanakan, tapi he's a hardworker. He's also very curious. Bertingkah seperti orang normal yang spending a lot of money, ketika punya uang banyak. Tapi, dia nggak normal karena memiliki kemampuan supernatural dapat melihat bakteri-bakteri, atau organismi nggak kesat mata.
Bodhi yang gundul, selalu mau hidup sederhana. Tetap ramah, setia kawan, walau berteman masih pilih-pilih. Agak ketakutan gitu. Tapi sejak bertemu Kell, dia berubah. Jadi lebih berani ambil risiko.
Kell menurutku sosok yang liar dan mandiri. Karakter Bodhi berkembang karenanya. Menurutku ini perpaduan dua karakter yang aneh. Kell membantu Bodhi belajar seni tato, supaya Bodhi bisa cari uang dengan membuka jasa seni tato. Padahal Kell sendiri tidak menggunakan kemampuan itu untuk cari uang, dia malah minta orang untuk menato dirinya. Bagaimana bisa sosok seperti Kell yang berantakan bisa menggaet hati Bodhi. Sampai Bodhi menghampiri Kell di Pailin, Kamboja jauh-jauh dari Bangkok, Thailand. Padahal dia cuma punya uang sedikit. Stupid banget, kan, si Bodhi ini.
Menurutku ini cerita yang unik banget. Petualangan yang nggak biasa. Ini adalah cerita yang benar-benar asik. Baca juga review novel yang KPBJ nya di blog ku: Review novel KPBJ
"Tidakkah manusia itu lucu, Bodhi? Selama hidup mereka konstan mengeluh dan mengaduh, tapi begitu hidup ingin menarik diri, mereka tidak pernah rela." - Kell halaman 109.
Comments
Post a Comment