Hector and The Search for Happiness by Franҫois Lelord


Selamat siang, semuanya!
Ah, betapa gabutnya weekend ini karena aku nggak kemana-mana. Bahkan minggu kemarin pun aku nggak kemana-mana. :" Hiks!

Maka dari itu, aku memutuskan untuk menyelesaikan my reading pada buku ini. Setelah aku menyadari bahwa aku telah melompati banyak halaman tanpa sadar sebelumnya, dan aku nggak ngerti sama sekali jalan ceritanya. Akhirnya aku membacanya dari halaman yang adegannya aku ingat. Kelar juga deh tadi pagi baca ini. Langsung nggak sabar ingin review, because it really is a good book. 

Let's start the review! 

[SINOPSIS]
Hector adalah sorang psikiater yang memutuskan keliling negara untuk mencari arti dari kebahagiaan sebenarnya. Dia menemui banyak sekali orang-orang baru. Dengan menemui orang-orang baru itu lah, dia berhasil melakukan penelitiannya serta belajar banyak juga mengenai makna kebahagiaan.

[DESAIN]
Dari desain cover, well as you can see at the piccture above. Aku nggak terlalu tertarik dengan cover-nya. Ini tuh bukan desain cover terbaik. Karena, seriusan deh, orang nggak bisa langsung tertarik melihat cover depannya. Kayak buku murahan gitu--Buku jadul abal murahan gitu. Omg-_- tau novel-novel Tinlit? Tapi, tahun segini novel Tinlit pun udah lumayan desain cover-nya. Waktu aku zaman SMP, Tinlit itu desainnya jelek-jelek. Maksudnya kurang menarik, dan keliatan banget kurang kualitasnya, dan rata-rata harganya murah untuk ukuran novel yang dijual di toko buku besar semacam gramedia. Nah, seperti itulah novel ini!

Kenapa aku bilang mirip desain novel Tinlit jaman aku SMP? Karena gambarnya kartun! Maksudnya liat aja subjek yang ada di cover-nya. Walau aku suka sama warnanya, hijau soft-tosca gitu.

Aku lagian juga nggak sengaja nemu ini di rak samping kasir toko buku. Aku kepo sama judulnya. Terus aku lihat ke cover belakang dan boom! Aku langsung memutuskan langsung beli buku ini tanpa pemikiran panjang. Perlu diketahui, di cover belakang tertulis NOVEl. Yup! ini sebuah novel, bukan buku psikologi. Omg, what is that kind of title!?

Karena waktu itu aku lagi nggak terlalu pengin beli buku novel. Aku lagi nyari buku... ya, yang rada berat sedikit lah buat brain exercise. Tapi, kemudian aku menemukan tulisan ini.


dan ini...


Memikat banget, kan!? Uh, menyebalkan! Akhirnya aku pun membelinya karena penasaran apa yang membuatnya begitu laris manis!

Selain itu, pendahuluan serta chapter ucapan terima kasih ada di belakang setelah ceritanya kelar. Lucu, kan?  Entah kenapa. Mungkin gaya buku-buku di Perancis kayak gitu. Nah, terus yang unik lagi, ada cuplikan buku-buku Franҫois Lelord di belakangnya.



[GAYA PENULISAN]
Ah! Banyak banget yang pengin aku komen tentang gaya penulisan Franҫois Lelord. Maksudnya bukan karena gaya penulisannya jelek, tapi aku membaca buku ini tidak seperti baca novel. But, seriously, with his psychiatry background! Lelord adalah seorang psikiater asal Perancis. Aku kayak bukan baca novel, tapi ini memang novel. Ngerti nggak?

Setiap konflik sekecil apa pun akan dibahas. Akan dijelaskan pesan moralnya. Sedangkan kalau novel biasa, kan, kalau memakai gaya bahasa simbolik atau alegori gitu nggak akan dibahas,kita disuruh mikir sendiri maknanya apa. Ya, mungkin dibahas sedikit. Tapi, ini bener-bener kayak sekaligus memotivasi pembacanya secara blak-blakan. Dan, cara memotivasinya itu bukan dengan kayak kalimat misalnya, "cinta itu adalah hal yang menyenangkan." No! Not that kind of dramatic sentence. 

Ini lebih kayak teka-teki. Kita seolah dikasih pertanyaan psikologi berupa sebuah cerita gitu, you know what i mean? terus setelah kita menjawab soalnya, kita akan dijelaskan alasan kenapa pada akhirnya jawaban kita menjadi pelengkap cerita tersebut. Dan, setelah ceritanya lengkap, kita mengerti seperti apa yang kita rasakan atau pikirkan. Ngerti nggak? Aku rada belibet nih jelasinnya.

Nah, seperti itu lah yang menurutku novel ini menjadi seru. Selain cukup membuat otak berpikir, tapi cerita ini juga MEMANG sangat menginspirasi. Maksudku membuat otak berpikir adalah, karena novel ini banyak sekali menggunakan gaya bahasa alegori dan simbolik. Setiap konflik, setelah selesai konflik itu, maka akan dijelaskan pesan moral dari konflik itu. Itu cukup membantu dan menginspirasi. Namun, ada beberapa kejadian yang memiliki perumpamaan tersendiri. Aku menemukan satu paragraf yang berisi alegori tersebut, namun untungnya dijelaskan oleh si Penulisnya. Kayak di bawah ini


But, no, this isn't the only one. Setiap tokoh dan kejadian yang dilalui oleh karakter utama, yakni Hector ada perumpamaannya sendiri. Itulah yang kumaksud dengan simbolis. Aku juga nggak terlalu paham maksud simbol-simbol karakter atau konflik ini dsb. Tapi, ada satu karakter yang membuatku cukup paham maksudnya. Mungkin memang karena diinterpretasikan betul dengan si Penulis.

Spoiler dikit. Jadi, ada satu tokoh yang disebut biksu. Dia sudah tua, tapi masih mampu tersenyum. Nah, ini itu maknanya adalah meskipun kita sudah berpikir seolah segalanya segalanya terasa sulit, namun kita mesti tetap bahagia. Karena, degan bahagia lah (dengan senyuman lah) kesulitan itu bisa menyaru.

Selain masalah alegori dan simbolik, novel ini juga nggak seperti gaya penulisan para penulis pada umumnya. Biasanya novel yang aku baca, terutama yang genrenya drama, para penulis akan seperti sedang mendongeng. Dan, memang seperti itulah seharusnya penulis. Mereka menulis seolah memang sedang melakukan storytelling secara live. Tapi, Franҫois Lelord lebih seperti... bukan seperti orang bercerita, melainkan menulis sebuah informasi yang berhubungan dengan ilmu psikologi. Menulis informasi berupa artikel yang disajikan menggunakan gaya bahasa alegori dan simbolik.

Terakhir, gaya penulisan dia juga nggak bertele-tele. Satu bab cuma berisi 3-5 lembar. Yang artinya babnya memang banyak banget dalam ukuran novel setipis dan dengan lebar yang minimalis pula. Namun, maksudnya nggak bertele-tele di sini itu nggak abal gaya penulisannya seperti penulis pemula. Nggak buruk lah! Biasanya kalau novel jika ganti setting (latar, waktu, sudut pandang, babak, dll) akan ada tanda "*" dsb. Tapi, Lelord nggak terlalu peduli dengan hal itu.

Dia menulis layar yang tergambar pada benaknya. Ini mengingatkanku akan gaya penulis karya-karya cerpen. Misalnya dari satu adegan, terus pindah ke adegan selanjutnya (yang merupakan bagian dari chapter selanjutnya). Nah, di paragraf pertama dari adegan pertama chapter tersebut, mungkin nggak akan langsung menjelaskan lanjutan dari adegan sebelumnya yang masih menggantung dan masih dipertanyakan maksudnya apa. Tapi, mungkin dia akan menjelaskan benar-benar adegan selanjutnya di chapter baru tsb, kemudian tiba-tiba melompat ke lanjutan adegan dari chapter sebelumnya yang menggantung tadi.

Tidak terlalu mengalir memang, tapi cukup menarik.

[JALAN CERITA]
Jalan ceritanya cukup menarik. Dari sinopsis cover belakang aja udah uckup membuat orang penasaran. Apalagi membawa-bawa kata karya The Little Prince dan The Alchemist. Tapi, ini bukan jalan cerita yang membahas mengenai ilmu psikologi yang terbaik. Belum ada unsur baru yang cukup menarik perhatian. Well, ada satu konflik yang sangat menarik perhatianku dan itu bener-bener membuatku mangap lebih lebar dari mulut buaya. Haha.

Menurutku, jalan cerita dia sebagian besar terinspirasi dari kisah nyata semua sih. Lihat aja! Franҫois Lelord itu adalah seorang psikiater asal Perancis yang pergi keliling negara untuk banyak meneliti. Entah meneliti apa. Yang pasti berhubungan dengan hal psikologi. Dia bertemu banyak orang, otomatis bertemu banyak ide-ide segar. Dia berhenti travelling, habis sudah karyanya.

Namun, dalam cerita fiksi ini. dia cukup pandai menutupi yang non-fiksi. Lihat aja di halaman belakang, di bagian  "Terima kasih kepada...". Ada salah satu kerabat dia yang bernama Marie-.... Dia cerita pun ada tokoh yang nama depannya juga Marie-....  Artinya dia terinspirasi dengan nama itu. Entah benar atau tidak, tapi ini hanya dugaanku saja.

Konflik ceritanya yang paling utama sebenarnya ada pada tokoh utama itu sendiri: Hector. Dia berkonflik dengan dirinya sendiri. Dia berpikir keras, apa arti dari kebahagiaan sebenarnya. Maka dari itu, selalu ada hasil dari analisis dari setiap tokoh-tokoh baru yang dia temui. Menurutku, ceritanya juga cukup sarkastik. Ini banyak banget menyindir aspek-aspek kehidupan. Baik dari segala bidang, maupun manusianya sendiri. Satu yang aku tangkap: tentang pemerintah. Entah ini benar terjadi di negara yang disebutkan dalam novel ini, atau tidak.

Di akhir cerita, mendadak dihubungkan dengan hal yang berhubungan dengan alat-alat science. Alat penelitian gitu. Novel ini mendadak berubah jadi novel Sci-Fi. Bedanya biasanya Sci-Fi berhubungan dengan hal-hal yang tidak ada di dunia ini, sedangkan di novel ini science menghadapi hal yang sangat ada di dunia ini dan bahkan sangat menonjol. Tapi, menarik bangett, aku suka. Walaupun dibumbui oleh adegan konyol yang menurutku jadi aneh.

Berbicara mengenai adegan. Well, adegan-adegan di novel ini kurang menarik untukku. Bahkan novel ini kurang cocok untuk anak-anak sekolahan umur di bawah 17 tahun. Selain karena adegannya yang kurang cocok untuk anak-anak sekolahan, novel ini juga cukup berat dipahami. Jadi, menurutku yang paling menarik dari novel ini bukan dari adegan-adegannya, melainkan dari hasil analisis dari adegan-adegannya yang mana memang sangat dijelaskan di novel ini. Maksudnya hasil analisis adalah bagaimana pada akhirnya si Hector bereaksi pada berkat konflik tersebut; perasaan, pikiran, dan tindakan.

Menurutku orang yang membaca novel ini akan menjadi lebih cerdas setelahnya. Mungkin hal ini lah yang membuat novel ini jadi laris berat. Duh! Jadi, penasaran sama filmnya ;D

Here it is the quote i picked up from the book. 
Hector and The Search for Happiness
Halaman 47.

Dia merasa sedih karena di pagi harinya dia menyadari bahwa dirinya tidak memahami apa pun, karena ketika dia masih tidak memahami apa pun, dia sama sekali tidak merasa sedih. Tetapi, sekarang setelah dia memahami abhwa dirinya tidak memahami apa pun, dia menjadi sedih, kalau kalian bisa menagkap maksudku.

Ini sebenarnya menurutku bukan kalimat yang sangat menginspirasi, tapi lebih membuat pembacanya jadi mikir. Ngerti nggak maksudnya? Kalau nggak ngerti, baca bukunya ;P

Okay segitu aja review dari aku hari ini. Semoga bermanfaat yaps! Bye bye....

Comments

Popular Posts