Curhat tentang nulis

Kepada orang asing

Akhir-akhir ini, aku lagi belajar tentang penulisan EYD dengan benar. Aku memang bukan siapa-siapa, bukan penulis sungguhan. Cuma penulis amatiran yang menuangkan semua idenya pada lembar kosong di layar laptop. Aku masih banyak belajar tentang menulis karena aku gak mau asal-asalan menulisnya. Aku seneng banget sama yang namanya dongeng, aku baru bisa membuat dongeng pertama aku yang judulnya "Esmeralda" , walaupun aku gak yakin apakah itu benar-benar dongeng, atau cuma cerpen biasa berkategori fantasy.

Setiap kali lagi nulis, aku selalu siapin yang namanya KBBI, lebih tepatnya applikasi KBBI yang ada di Handphoneku. Yang namanya nulis, ya, susah-susah-gampang. Aku harus mikir mau dibawa kemana para karakter yang aku ciptakan, dan mereka bakal langsung patuh. Aku sampai membeli buku EYD di salah satu toko buku dekat rumahku seharga 10 ribu. Murah dan tipis, tapi aku beruntung bisa dapet buku semurah ini karena kalau di Gramedia lebih mahal, dan lebih tebal. Aku pikir, mending aku belajar basic-nya dulu, baru deh, ke tahap yang lebih susah.

Aku gak selalu mempunyai ide untuk tulisan aku, ada saatnya di mana aku males. Aku mengalami Writer's Block atau bahasa yang lebih gampangnya: otak mentok. Kalau lagi lancar, ya, udah, mungkin sekitar tiga jam kali, ya, itu cerpen selesai. Tapi kalau lagi mentok, bisa berhari-hari, yang pasti gak sampai sebulan. Belum lagi, terkadang, aku suka salah ketik atau typo. Aku harus baca ulang cerpenku, terus dibenerin yang salah-salahnya. Belum lagi, dilemaku setiap kali penulisan tanda baca, atau tanda hubung, atau penulisan huruf, semuanya masih ragu-ragu. Oleh sebab itu lah, aku suka meng-upgrade cerpen-cerpen lamaku, yang EYDnya masih berantakan, dan sudah terlanjur di-upload di blog ini. Aku juga sempat menghapus beberapa cerpenku karena setelah aku pikir-pikir, aku kurang suka dengan jala ceritanya. Cerpen-cerpen lama itu, aku tulis pas aku masih kelas 9 SMP. Setelah UN. Enggak..enggak... sebelum UN, sempat bikin cerpen, tapi entah kemana sekarang. Setelah UN, baru lah.... aku kayak ngerasa excited sama yang namanya nulis.

Aku memang gak selau nulis cerpen, aku suka curhat karena memang itu hobi aku. Aku orang extrovert yang suka menyebar kisah personal aku. Aku juga suka buat kalimat-kalimat yang tiba-tiba aja tuh muncul di benakku, entah itu saat aku bergalau-galau ria, atau di saat aku berdiam diri, atau di saat aku di kamar mandi, atau bahkan... di saat aku berada di antara teman-teman atau saudara-saudaraku. Ide itu bisa datang kapan aja. Hanya tinggal diproses di otak sampai ketemu konflik utama dari ceritanya. Terus aku tentuin juga, kira-kira apa sih genre yang kali ini ingin aku tulis. Malah terkadang, kalau aku ragu-ragu sama cerita yang aku buat, apalagi kalau behubungan dengan fantasy, saat di tengah cerita itu, aku sering minta seseorang - biasanya om aku - untuk membacanya, terus aku nanya, ceritanya absurd atau enggak. Kalau menurut dia enggak, aku bakal melanjutkan ceritanya. Anehnya lagi, aku suka takut kalau cerita aku bakal kepanjangan, aku takut nulis cerpen lebih dari 8 halaman. Namanya juga cerpen, kalau kepanjangan, kan, juga aneh gitu, 

Jadi, mungkin, memang seperti ini, ya, problema-problema yang dialami oleh penulis. Mau itu penulis ternama atau bukan, bisa jadi mengalami hal serupa dengan yang aku alami ini. Salam! :D

Comments

Popular Posts