Anak-anak Bawang Mencari Ilmu


Pelantikan Teater Sauyung – 26 September 2015

Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang nggak boleh banget dihindari. Salah satu  ekstakurikuler yang paling unik menurutku adalah ekskul Teater, atau bisa dipanggil Teater Sauyung dari SMAN 6 Depok. Ekskul ini kelihatan unik karena selalu ada aja lantunan gila dari para anggotanya. Ya, namanya juga anak teater, nggak pernah malu untuk tampil, tetapi tidak malu-maluin.
Pada hari Sabtu, tanggal 26 September minggu lalu, ekskul ini mengadakan acara pelantikan ke-3nya di sekolah. Peserta pada acara ini bukan lain adalah anggota dari ekskul itu sendiri, yaitu angkatan ke-6 Teater Sauyung, tetapi ketua dari setiap kelompoknya adalah anak-anak angkatan 5 yang melakukan pelantikan susulan. Sebagai senior sekaligus panitia di acara tersebut, tentu aku turut serta dalam membimbing adik-adikku, salah satunya adalah dengan hadir pukul 6 pagi. Pada waktu itu juga, para peserta sudah siap dengan bawaan mereka masing-masing sesuai dengan yang apa diajukan.IMG-20151002-WA0298 IMG-20151002-WA0325
Para peserta benar-benar dikerjai membawa barang-barang yang lumayan ribet, seperti membuat kalung yang dicantolin permen, jahe, dan bawang sebagai aksesorisnya, nemtag yang tertulis nama kelompok yang disertai logo dan nama masing-masing anak, kaus kaki belang-belang yang beralaskan sandal jepit, dan setelam hitam dari atas sampai bawah. Kalau barang-barang bawaannya tidak terlalu sulit. Berbeda dengan kegiatan MPLS yang mesti memecahkan teka-teki kata barang bawaannya.

IMG-20151002-WA0290 IMG-20151002-WA0329
Acara dibuka dengan sambutan dari pelatih, yaitu Kak Danang, yang merupakan pendiri ekskul ini, lalu dilanjuti oleh Bu Intan, selaku wakasek bidang kesiswaan. Psst... ternyata dia juga mantan anak teater, loh. Beberapa alumni juga turut hadir dalam pelantikan, walaupun tidak semuanya. Tapi, untung saja masih ada angkatan senior, yaitu angkatan 4, dan angkatan 5 yang sudah sudah dapat dipercaya untuk mengisi setiap pos. Well, angkatan 4 dan 5 menjadi satu karena tahun kemarin, kami melakukan pelantikannya bareng-bareng.
Konsep dari pelantikan tahun ini masih sama dengan konsep pelantikan tahun kemarin. Yaitu dengan menjajarkan pos-pos yang ditempati oleh para PJ dari panitia. Berhubung hari itu, acara kami bentrokan dengan kegiatan MPLS, kami terpaksa mengalah dan menempatkan beberapa pos di luar ruangan. Alhasil, semua pos berada di outdoor, yaitu pos satpam yang diisi vokal dan musik, di bawah jembatan yaitu make up, dan koridor kelas atas yaitu imajinasi. Sisanya di kelas atas. Aku sendiri berada di pos make up karena dari angkatan aku dan angkatan 5 tidak yang mengerti perihal tata rias, selain aku. Oh, ya aku juga ditemani oleh Alfia kok, jadi nggak sendirian deh. Alfia adalah adik kelas aku dari angkatan 5.
IMG-20151002-WA0146 IMG-20151002-WA0133 IMG-20151002-WA0131 IMG-20151002-WA0087
IMG-20151002-WA0102 IMG-20151002-WA0104
Para peserta hanya dibekali satu liter botol minum air mineral, dan satu bungkus roti. Persediaan makanan itu harus mereka jaga dan gunakan bareng-bareng hingga perjalanan mereka mengitari pos selesai, tapi tenang saja, saat ISOMA mereka dapat lagi kok tambahan minuman dan makanannya, tentu saja mereka tidak mengetahui hal ini. Pelajaran yang bisa diambil adalah supaya mereka bisa menjaga solidaritas. Pos-pos tersebut terdiri dari pos keaktoran, vokal dan musik, imajinasi, make up, lighting dan properti, dan mental.  Setiap pos memiliki keunikan kegiatannya masing-masing. Contohnya saja di pos make up, di sini aku hanya menyuruh peserta untuk merias wajahnya satu sama lain demi mendukung karakter apa yang ingin mereka ciptakan, lalu menampilkan drama kecil-kecilan juga. Tidak lupa juga untuk mencemongi wajah mereka dengan polesan-polesan acak-acakan, sesuai permintaan Kak Danang kepadaku. Dalam keadaan wajah seperti  itu lah mereka mehinggapi pos-pos selanjutnya. Pos-pos yang berlaku di teater memang merupakan materi yang sudah sepatutnya ada di teater. Dengan adanya pos-pos ini, kami mengenalkan para adik-adik kami bahwa tidak Cuma acting yang dipelajari di teater. Teater itu luas, setiap individu pasti memiliki kelebihannya masing-masing. Tidak semua orang bisa acting, tidak semua orang bisa make up, dan lain-lain. Intinya sih, teater itu mencakup segala bidang kesenian lainnya.
IMG-20151002-WA0095 IMG-20151002-WA0078 IMG-20151002-WA0213 IMG-20151002-WA0216
Selain pos, Kak Danang juga memberitahu para peserta bahwa setiap kali kelompok mengunjungi pos, mereka harus menyebutkan yel-yel yang sudah ditentukan. Semacam yel-yel mohon izin masuk gitu. Lalu, jika tuan rumah pos itu bilang boleh masuk, mereka harus menjawabnya lagi dengan yel-yel yang sudah dianjurkan pula. Jika, tuan rumah pos tidak membolehkan mereka masuk, mereka harus menjawab juga dengan yel-yel yang sudah diberitahu juga. Yel-yel nya juga dilengkapi dengan gerakan jenaka gitu loh, hihihi. Seru, kan?! Tujuan dari konsep yel-yel ini, sederhana banget, yaitu sikap dan meningkatkan kekompakan serta semangat juga.
Setiap PJ yang ada di pos, berhak mengajukan permintaan apa pun kepada perserta. Kami juga bisa menyuruh mereka untuk memakan jahe atau bawang yang ada di kalungnya saat mereka melakukan kesalahan, entah itu kesalahan bodoh atau memang murni kesalahan. Dengan cara ini, mereka bisa belajar bahwa setiap ada kesalahan, pasti ada sanksi dan wajib mempertanggungjawabkan sanksi tersebut. Selain itu, ada juga permen. Sebagai PJ, tentu kami merasa senang jika mereka membuat kita terkesan, di saat itu lah kami menyuruh mereka untuk memakan permennya. Intinya jika mereka melakukan hal yang membuat PJ senang, mereka bisa memakan permennya. Kebalikan dari pelajaran jahe dan bawang, setiap keberhasilan pasti ada hadiah. Itu lah maksud dari ketentuan ini.
IMG-20151002-WA0033 IMG-20151002-WA0037IMG-20151002-WA0040
Setelah semua kelompok selesai mengitari semua pos, kami mengumpulkan mereka di lapangan untuk makan siang. Setiap kelompok mendapatkan jatah 1 porsi nasi terlengkapi oleh telur dan tempe orek-orek serta sayur yang disajikan di sebuah nampan. Takaran porsi yang diberikan tergantung dari jumlah anggota kelompok masing-masing karena tidak semua kelompok yang anggotanya lengkap. Adab makan yang dipakai oleh anak-anak teater berbeda dengan adab yang kita pakai sehari-hari. Adab makan ini dikomandoin oleh Kak Raka, salah seorang alumni ketua Teater Sauyung angkatan pertama. Langkah pertama yang harus mereka lakukan adalah mencuci, oke lah ini memang sudah seharusnya dilakukan. Langkah kedua adalah mencuci tangan masing-masing. Langkah ketiga... nah, di bagian ini sudah mulai aneh, yaitu mengangkat kedua tangan. Langkah keempat, menaruh kedua tangan mereka di atas permukaan lapangan. Langkah kelima, menggesek-gesekkan tangannya. Terakhir, makan bareng-bareng. Memang sih sedikit jijik, tetapi adab makan ini melambangkan bahwa kita sudah menghargai alam yang menjadi sumber bahan pokok makanan yang kita makan. Keren kan, alasannya? Hihi.
Setelah usai ISOMA, kami melanjutkan kegiatan yang lebih seru lagi dong, pastinya. Seluruh peserta diwajibkan untuk menghampiri para seniornya untuk meminta ilmu. Seluruh senior sudah menyebar di setiap bagian lapangan, entah itu depan koridor, sudut, taman, dan depan kantin. Tujuannya hanya untuk mengerjai mereka sih, sebenarnya. Terutama melatih kadar percaya diri mereka. Ada yang disuruh guling-guling di lapangan, vokal, acting, sampai nyanyi-nyanyi nggak jelas gitu, deh. Bahkan, ada yang ngambek cuma gara-gara disuruh untuk memohon-mohon menjadi pacar kepada seniornya. Waktu memang terbatas, tapi seenggaknya kami puas dengan segmen alumni ini.
IMG-20151002-WA0097 IMG-20151002-WA0204IMG-20151002-WA0219
Semua kegiatan berhenti begitu saja saat Kak Danang berteriak kodenya kepada kami untuk beralih ke segmen berikutnya, aku tidak tahu sebutan yang pas untuk segmen ini apa, tapi yang pasti. Segmen terakhir ini adalah yang paling berkesan.
Sebelumnya di ruang panitia, kami para senior dan alumni berdiskusi mengenai segmen ini. Terutama angkatan aku dan angkatan 5 yang harus perpura-pura semaksimal mungkin saat kami dicecam oleh Kak Danang. Seolah-olah kami adalah senior yang buruk. Banyak terjadi pro dan kontra mengenai kekurangan-kekurangan yang terjadi di pelantikan ini. Dengan skenario spontan seperti ini, dijamin akan membuat air mata deras. Mengingat tahun lalu....
Semua peserta digiring ke ruang konsumen. Kak Danang memulai pembicaraannya tentang unek-unek yang berkelibat di hatinya selama pelantikan. Pokoknya, angkatan aku dan angkatan 5 di cecam habis-habisan. Setelah itu, para alumni bersiasat untuk pergi meninggalkan kita. Sebagai senior tentu kami nggak mau mereka pergi, jelas saja, kami sudah hampir 3 tahun menjalankan teater. Tangisan pun mulai merintik perlahan, aku berusaha mengeluarkan wajah sedihku sebisa mungkin. Lama-lama mencapai puncak. Kak Danang perg ke lapangan dengan dibuntuti para peserta dan beberapa senior. Aku masih nangis di ruang panitia, tepatnya di depan anak-anak kelas 10 yang masih terpaku dengan pemandangan seperti ini. Mereka perlahan juga ikutan menangis karena melihat sandiwara para seniornya yang sudah kejer. Alumni tetap dengan wajah kesal, dan jutek.
IMG-20151002-WA0023
Tidak lama aku menyusul Kak Danang serta anak-anak lainnya ke lapangan. Aku menghadang jalan mereka untuk pergi. Para senior sudah berada di posisi aman, yaitu jauh dari siraman air. Ya! Semuanya berakhir saat Kak Danang berkata, “Lo mau gue lulusin?” dan BYURRRRR!!!! “TUH GUE LULUSIN!” air terhujam dari belakang mereka semua. Semua senior yang tadinya nangis-nangis langsung berubah mimik menjadi ketawa-tawa.
IMG-20151002-WA0009 IMG-20151002-WA0010 IMG-20151002-WA0014 IMG-20151002-WA0016
Kegiatan pelantikan dari Teater Sauyung ini terrhindar dari tindakan intimidasi, tidak ada pemandangan marah-marah ke peserta. Pelantikan ini bertujuan untuk mengutarakan ilmu kepada adik-adik kami. Kegiatan ini dijamin tidak akan terlupakan. Oh! I love theatre.

Comments

Popular Posts