Kumpulan Cerpen: Kenang-kenangan Seorang Wanita Pemalu by W.S. Rendra


Buenos dias, amigos! Itu adalah ucapan "ucapan selamat pagi, kawan!' dalam Bahasa Spanyol. Hihi. Kali ini aku mau review buku kumpulan cerpen by W.S. Rendra. I don't know what i'm thinking, gila lo! Segitu beraninya mau eview karya sang Sesepuh lakon seni. Haha. Sejujurnya diri ini memang sok-sokan mau baca karya sastra model berat kayak gini. Yup, berat, tapi nggak berat banget, sih. Model cerita-ceritanya aja yang nggak keanak muda-keanak mudaan. Semacam karya sastra klasik gitu, deh!

Aku beli buku ini di toga buku Togas Mas, beberapa bulan lalu, dan baru kelar baca beberapa hari lalu -,- I don't really like classic story, yang memang pesan moralnya besar banget. Bener-bener menujukkan bahwa, "this is how the actual life's worked out" tapi, ya, sebagai penulis memang wajib banyak-banyakin referensi berbagai macam jenis dan gaya cerita dari novelis/sasrawan/penulis or whatever.

Sejujurnya aku nggak berani banyak review tentang buku ini karena ini tuh semacam harta karun tau, nggak, sih!? Karya ini nggak sembarangan. Jadi,  aku kayaknya cuma bakal kayak coap-coap aja pendapat aku mengenai buku ini. Nggak intens. Buku ini dicetak bulan Maret 2017, dan itu adalah cetakan pertama. Tapi, karya-karyanya udah puluhan tahun silam tercipta. Prok-prok!

Dimulai dari cover, seperti buku atau karya sastra lainnya, baik berupa cerpen, novel, dsb. Covernya itu pasti berupa ilustrasi yang nyeni banget gitu, loh. Kayak lukisan; sebuah gambar yang penuh makna. Nggak cuma kayak gambar gunung dua, matahari di tengah, enggak! Tapi, ada makna tersembuyi di baliknya. Dan, hanya orang-orang seniman yang pro yang bisa melihatnya.


Isi buku ini ada 13 cerpen. Setiap halaman pertama cerpen, terdapat ilustrasi gambar sketsa gitu. menarik, sih, supaya nggak bosen juga bacanya. Karena, karya-karyanya, kan, emang rada membosankan untuk kalau dibaca remaja. But, trust me, di setiap ending. Kutegaskan lagi IN EVERY ENDING PART of the story, pasti blowing up our mind banget! Selalu dan semua cerpennya kayak gitu.

Gaya penulisannya of course, nggak kayak novel. Masih dikatakan ringan untuk sebuah karya sastra. I mean, banyak, loh, karya sastra yang gaya penulisannya itu lebih berat, jauh lebih berat daripada cerpen-cerpen W.S. Rendra ini. Kisah-kisahnya juga masih bias dimengerti, dan nggak perlu membuat pembacanya terlalu berpikir kerat. Although, somehow, ada cerita yang out of the box baneet. Mirip dongeng legenda gitu, but no, not it wasn't. Jadi, aku memang menemukan hal-hal baru di setiap ceritanya, dan membuatku berpikir untuk tidak takut lagi menulis out of the box.

Ada yang lucu lembek gitu, ada juga yang membuat kita jadi merenungi hidup. Like we really are taking pity to the characters.


Cerpen-cerpen yang disajikan sendiri nggak ecek-ecek. Memang cerpen-cerpen pilihan yang udah lolos seleksi sana-sini dan berhasil di publish ke sana-sini. Omg, sampai beberapa kali lolos seleksi dan masuk koran Minggu pagi, this was amazing! Like, itu susah banget, loh. Dan, honornya juga nggak main-main. Kapan aku kayak gini , ya Allah!? :(

Cerita favoritku yang judulnya Hantu-Hantu yang Malang. Sumpah kocak! Kocaknya itu bikin kita heran, dan ngerasa aneh gitu.



Di akhir-akhir halaman, terdapat biografi W.S. Rendra which is very nice. Lumayam buat nambah-nambah wawasan. Nggak cuma sekadar familiar dengan namanya, tapi juga memang tau. Walaupun aku belum baca, sih, isi biografi tsb. Hihi.

Untuk remaja-remaja alay buku ini absolutely nggak cocok, sih, buat kalian. Haha. Cerita-ceritanya tuh bakal bikin bosen. Walau di ending pasti blowing up our mind banget.

Kalau aku memang kepo sama cerpen-cerpen sastra gini karena bosen baca novel mulu. Gaya penulisan novel juga banyak yang ecek-ecek. Jadi, untuk para penulis, karya-karya sastra kayak gini wajib dibaca!

Okay, that's all I could share with you. Seperti yang aku bilang, aku cuma mau coap-coap sedikit mengenai pendapatku tentang buku ini. Hihi. See ya.

Comments

Popular Posts